Jumat, 30 Desember 2011

SIKLUS ESTRUS PADA SAPI

SIKLUS ESTRUS PADA SAPI
Siklus estrus adalah siklus kesiapan untuk menerima seks pada Organisme perrempuan. Siklus estrus dapat digunakan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan IB.
Siklus estrus pada tikus dapat dibedakan menjadi 4 stadium yang dapat diterminasi dengan cara analisis preparat apus vagina. Beberapa fase yang dapat dibedakan pada siklus estrus adalah : Proestrus, Estrus, Metestrus dan Diestrus.
            Sapi Holstein memperlihatkan birahi pertama pada umur rata-rata 37 minggu apabila tingkat nutrisi baik, dan 49 minggu bila nutrisinya sedang, serta 72 minggu bila tingkat nutrisi rendah. Panjang siklus estrus rata-rata 20 hari, dan 21 sampai 22 hari untuk sapi dewasa. Periode estrus pada sapi dapat dinyatakan saat dimana sapi betina siap sedia dinaiki baik oleh betina lain atau pejantan. Periode ini rata-ratanya adalah 18 jam untuk sapi perah ataupun sapi pedaging dan sedikit lebih pendek untuk sapi heifer sekitar 12-24 jam. Ovulasi normal terjadi kira-kira 10-15 jam setelah birahi.
            Saat perkawinan. Konsepsi masih dapat terjadi pada sapi yang dikawinkan mulai dari 34 jam sebelum ovulasi sampai menjelang 14 jam menjelang ovulasi. Disarankan bahwa spermatozoa harus hadir sekurangnya 6 jam di dalam uteruys sebelum mampu membuahi sebuah ovum. Perdarahan dari vulva sering terjadi pada heifer dan dewasa, satu sampai tiga hari setelah berakhirnya estrus.
            Sapi Bali betina rata-rata mencapai dewasa kelamin pada umur 18 bulan, dengan siklus estrus rata-rata 18 hari. Sedang pada usia muda berkisar antara 20-21 hari dan 16-23 hari pada sapi bali betina dewasa. Lama masa birahi sangat panjang, yaitu sekitar 16-23 jam dengan masa subur 18-27 jam (Pane, 1977 dalam Murtidjo, 1990). Lama keuntungan sapi bali berkisar 280 – 294 hari, sedang prosentase kebuntingan sebesar 86,56 persen. Tingkat kematian pada saat melahirkan tergolong kecil, yaitu berkisar 3,65 persen. Selain itu persentase kelahiran dari jumlah sapi Bali yang dikawinkan mencapai 83,4 persen.
            Pada dasarnya tidak banyak jauh berbeda siklus estrus antara sapi eropa dengan sapi lokal indonesia,yang berbeda hanya proses pertumbuhannya yaitu pertambahan berat badan dengan Berat badan sapi janatan dewasa bisa mencapai 1–1,2 ton, dengan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat, yaitu rata-rata pertambahan berat badan per hari dapat mencapai 1 -1,2 Kg/ekor/hari. panjang siklus estrus sekitar 21 hari
            Pada pemeriksaan perektal, sapi-sapi yang proestrus terlihat menciri dengan tonus uteri meningkat, tegang, dan teraba melingkar. Servik mengalami relaksasi gradual dan makin banyak mucus yang tebal. Vulva membengkak, keluar leleran jernih transparan. Ovarium pada fase ini akan teraba corpus albikan yang berasal dari korpus luteum yang mengalami atropi, mengecil dan diganti oleh masa yang menyerupai tenunan pengikat. Corpus albikan ini teraba sangat keras dan kecil. Pada fase ini juga akan teraba folikel de graaf yang tumbuh cepat oleh pengaruh FSH, mulai matang dan akan mencapai puncaknya pada fase estrus dan akhirnya folikel tersebut akan mengovulasikan sebuah ovum pada waktu 10-15 jam sesudah akhir estrus
Sapi yang birahi (fase estrus) ditandai dengan adanya kemerahan, kebengkakan dan alat kelamin luar yang hangat, adanya lendir yang kental dan bersih yang menggantung keluar dari alat kelamin dan diikuti dengan tingkah laku homoseksual, suara bengah-bengah pada sapi tersebut. Jika dipalpasi perektal maka uterus terasa kontraksi, tegang, mengeras dengan permukaan tidak rata, cervik relaksasi dan pada ovarium terdapat folikel de graaf yang membesar dan sudah matang.
            Menjelang pertengahan sampai akhir metestrus, uterus menjadi agak lunak karena pengendoran otot uterus. Kontraksi uterus intermitten. Folikel sudah mengalami ovulasi. Ovarium akan teraba cekung karena folikel mengalami ovulasi dan terbentuk korpus luteum baru dengan konsitensi menyerupai jantung. Tiga ekor sapi dalam fase metestrus awal, dimana korpus luteum belum terbentuk dan pada ovarium akan teraba ada cekungan bekas ovum yang sudah diovulasikan dari folikel yang sudah matang. Pada fase ini sekresi mukus vagina berkurang dan epithel karunkula uterus hiperemis.
            Pada fase ini ovarium didominasi oleh korpus luteum yang teraba dengan bentuk permukaan yang tidak rata, menonjol keluar serta konsistensinya agak keras dari korpus luteum pada fase metestrus. Korpus luteum ini tetap sampai hari ke 17 atau 18 dari siklus estrus. Uterus pada fase ini dalam keadaan relak dan servik dalam kondisi mengalami kontriksi. Fase diestrus biasanya diikuti pertumbuhan folikel pertama tapi akhirnya mengalami atresia sedangkan pertumbuhan folikel kedua nantinya akan mengalami ovulasi.
            Sistem reproduksi memiliki 4 dasar yaitu untuk menghasikan sel telur yang membawa setengah dari sifat genetik keturunan, untuk menyediakan tempat pembuahan selama pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi terletak paralel diatas rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduct, dan uterus.Ovari merupakan organ reproduki yang penting. Terdapat dua ovari yaitu sebelah kanan dan kiri. Besarnya sekitar 1,5 inci dengan tebal sekitar 1 inci dan terletak di dalam suatu membran seperti kantungn ovarian bursa. Ovari bertanggung jawab pada sekresi hormon estrogen dan progesterone dan produksi telur yang baik untuk dibuahi. Telur-telur mulai matang di ovari dalam suatu cairan berisi folikel. Pertumbuhan folikel diatur oleh hormon pituitary, yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH). Selanjutnya sel yang mana dibatasi oleh folikel dan dikelilingi sel telur akan mensekresikan estrogen untuk merespon jumlah hormone pituitary hormone lainnya meningkat yaitu Luteinizing Hormone (LH). Jumlah estrogen mencapai maksimum pada saat fase standing heat. Diikuti dengan meningginya LH pada telur yang dilepaskan dari folikel dan ovulasi yang terjadi.
            Oviduct merupakan tabung panjang yang menghubungkan ovari dengan uterus. Di ujung terdekat ovari, oviduct dilebarkan ke dalam infundibulum. Selama fase estrus, posisi infundibulum mengelilingi ovari untuk menjaga sel telur yang terovulasi di dalam oviduct. Oleh karena itu, di dalam oviduct, sel telur berjalan ke arah uterus (Shearer, 2008).
            Uterus berbentuk Y terdiri dari kanan dan kiri yang terhuung pada oviduct. Jalan dai kedua tanduknya membentuk tubuh uterus. Uterus berfungsi untuk membawa sel sperma menuju oviduct dan membawa nutrisi dan menyediakan tempat untuk perkembangan janin. Pada anak sapi dinding muskular uterus mempunyai kemampuan untuk ekspulsi pada janin.
Dari ke-4 tahap tadi dapat diambil kesimpulan bahwa tanda-tanda sapi yang birahi ialah
ü  Menaiki kawannya dan diam bila dinaiki oleh sapi lain
ü  Nampak gelisah mengeluarkan suara dan melenguh serta nafsu makan berkurang
ü  Sering kencing dan mengeluarkan lender dari vulva
ü  Alat kelamin kelihatan bengkak dan jika diraba terasa panas
v  DEWASA KELAMIN DAN DEWASA TUBUH      
Dewasa kelamin yaitu saat dimana alat reproduksi seekor ternak sapi mulai berfungsi dan menghasilkan sel-sel kelamin, sedangkan dewasa tubuh adalah dimana pertumbuhan otot-otot tubuh dari ternak tersebut berkembang dengan baik dan sempurna.
Maka pada saat mengawinkan ternak sapi yang baik untuk pertama kalinya adalah pada waktu ternak sapi tersebut sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh yaitu pada umur 15 sampai dengan 18 bulan.   Seekor ternak sapi baik yang dara ataupun yang induk disaat menjelang birahi.
v  MASA BIRAHI
Masa birahi adalah saat yang tepat untuk mengawinkan seekor ternak sapi betina. Jarak antara birahi dengan birahi berikutnya dari seekor ternak sapi betina adalah 18-24 hari (rata-rata 21 hari).  Sedangakan lamanya birahi berlangsung adalah 1-36 jam dan rata-rata 18 jam.
v  SAAT MENGAWINKAN
Mengawinkan seekor ternak sapi akan berhasil jika dilakukan pada saat birahinya memuncak yaitu pada saat diujung ovulasi dimana saat tersebut sel telur dilepaskan dari folikel.  Ovulasi terjadi sekitar 24-30 jam sejak awal birahi & 6-12 jam sesudah birahi berakhir.  Saat mengawinkan yang tepat adalah 9 jam sesudah birahi  dan 6 jam sesudah birahi berakhir.
v  LAMA KEBUNTINGAN
Lamanya seekor sapi bunting yaitu 275 – 285 hari dan rata-rata 280 hari.
Seekor sapi dinyatakan bunting jika sapi tersebut tidak memperlihatkan tanda-tanda birahi lagi pada 21 hari berikutnya sesudah dikawinkan.
Tanda-tanda sapi bunting :
ü Temperamennya tenang dan tidak minta kawin lagi pada saat birahi berikutnya.
ü Pada umur kebuntingan 5 bulan memperlihatkan tanda-tanda ambing dan perutnya membesar
ü Pada keadaan bunting tua ditandai dengan adanya gerakkan dari anak didalam perut
v  MENGAWINKAN KEMBALI SETELAH MELAHIRKAN
Sapi yang baru melahirkan akan memperlihatkan tanda-tanda birahi kembali setelah anak sapi tersebut beumur 5 sampai 6 minggu.  Pada saat ini perkawinan sebaiknya ditunda dulu karena jaringan alat-alat reproduksinya belum kembali normal.  Sapi dapat dikawinkan kembali sebaiknya setelah 60 hari sampai 90 hari setelah melahirkan yatitu pada saat birahi kedua atau birahi ketiga.
1.      Proses ovulasi







Image8
Ovulasi merupakan proses dimana dilepasnya sel telur (gamet betina)  ke tuba fallopi karena meluruhnya folikel graafian. Prosesnya dimuali ketika terjsdi rangsangan pada Hipotalamus mengsekresikan GnRH  yang kemudian GnRH ini merangsang hipopfisa anterior mengsekresikan FSH dan LH. Dimana FH ini akan merangsang pertumbuhan folikel dan menghasilkan hormon estrogen yang menimbulkn birahi. Jika estrogen meningkat maka akan memberi umpan balik positif kepada Hipotalamus (FSH dan LH) dalam pematangan folikel Jika folikel tumbuh akan menghasilkan inhibin terhadap hifofisa anterior, folikelpun pecah dan terbentukalah korpus luteum yang akan menghasilkan progesterone . Jika progesterone meningkat akan member umpan balik negatf terhadap hipotalamus yang menghambat FSH dan LH  untuk tidak terbentuknya folikel. Pada keadaan tersebut hewan betina sedang bunting dengan melihat hormon progesterone yang tinggi (menjaga kebuntingan). Jika tidak terjadi pembuahan uterus akan mernghasilkan prostatglandin yang melisiskan CL sehingga terbentuk progesterone  yang mengakibatkan Hipofisa anterior mengsekresikan hormon FSH dan LH sehinnga terjadi birahi kembali.
2.      Perbedaan Folikel Antrum, Preantrum, dan Preovulasi
a.       Folikel Preantrum, merupakantransportasi dari folikel primordial, ditandai dengan lapisan multiseluler sekeliling vitellus dan terbentuknya membran (zona pellucid) antara oogonium dan sel-sel folikuler dimana ronnga yang masih terbentuk masih kecil dibandingkan antrum. Jumlah folikel preantrum antara 2000 folikel dengan diameter 0,28-8 mm.
b.      Folikel Antrum,  dibatasi oleh banyak lapisan sel folikular yang dikenal dengan membran granulose sehingga folikel tampak besar dan lebih jauh dari cortex ovarium dan diisi oleh suatu cairan jernih (liquor foliculi) yang kaya akan protein dan estrogen. Jumlah folikel 100-400 folikel dengan ukuran diameter 0,29 mm.

c.       Folikel preovulasi, merupakan struktur terbesar yang berisi cairan yng membengkk keluar permukaan ovary, jumlah folikel ini1-4 folikel dengan diameter 10 mm, folikel  terus berkembang dengan cepat sehingga sel granulose kolumnar melebar kea rah luar membentuk corona radiata
3.     Pengaruh hipopisektomi terhadap perkembangan folikel
            Hipopisektomi merupakan mempenhgaruhi pertumbuhan, pada masa fase estrus banyak folikel yang tumbuh, Hipopisektomi akan mempengaruhi kematangan dari folikel tesebut, folikel akan berkembng lebih lambat. Dengan demikian proses ovulasi akan berjalan lambat dan akhirnya mmpengaruhi pembuahan 

Regulasi Reproduksi


SIKLUS ESTRUS (Priode dari satu estrus ke estrus berikutnya, setiap 8-24 hari)
1. Tipe siklus
a. Poliestrus (sapi, kerbau, kambing, dll)
b. Monoestrus (anjing, srigala)

a. Poliestrus bermusim (seasonally polyestrus, seasonal breeders)
- Domba & rusa (anestrus pada musim semi dan musim panas)
- Kuda & harmster (anestrus pada musim gugur dan dingin)

2. Fase siklus secara umum
a. Fase folikuler (fase estrogenik, 2 -3 hari): proestrus & estrus)
b. Fase luteal (fase progestasional, 16-18 hari): fase metestrus & diestrus)

KLASIFIKASI KHUSUS (SPESIFIK)
1. Proestrus
2. Estrus
3. Metestrus
4. Diestrus

1. Proestrus

Selama fase luteal akhir, jika signal kebuntingan tidak ada sekitar hari ke-17-18, prostaglandin dilepaskan. Hal ini akan menyebabkan regresi luteal, yang berarti terjadi penurunan progesteron. Akibat kehilangan hambatan progesteron, GnRH meningkat dan menyebabkan stimulasi LH dan FSH. FSH menyebabkan maturasi akhir folikel yang tumbuh. Folikel yang tumbuh menghasilkan estrogen oleh sel-sel granulosa dan sel theka interna. Estrogen akan menyebabkan tanda-tanda estrus pada sapi. Secara aktual, estrogen mencapai puncaknya sebelum heat (estrus)seperti telihat pada Gambar 4 dan estrogen inilah yang akan menyebabkan pelepasan LH. Inhibin juga dihasilkan oleh folikel yan tumbuh dan mencegah folikel yang lebih kecil untuk terus tumbuh. Hambatan pada folikel yang kecil ini menjamin hanya satu folikel yang ovulasi pada sapi. Estrogen menyebabkan sintesis reseptor progesteron, yang memungkinkan LH berikatan pada sel luteal.

2. Estrus

Selama estrus, estrogen dan FSH mulai menurun (Gambar 4). Puncak LH terjadi selama standing estrus. Ini adalah waktu ketika sapi dalam keadaan 'standing heat', dan akan berdiri dengan posisi siap dinaiki atau menaiki sapi lain. Estrogen berfungsi meningkatkan kontraksi saluran reproduksi untuk memfasilitasi transportasi sperma dan sel telur. Estrogen juga mempengaruhi sejumlah dan tipe cairan yang dihasilkan oviduct, uterus, serviks dan vagina. Pelepasan mucus jernih terlihat pada saat estrus yang membantu migrasi sperma melalui serviks. Estrus terjadi selama 18-20 jam, tetapi mungkin lebih pendek dalam musim panas atau akibat stres panas. Sel-sel theca mulai menghasilkan progesteron yang menghambat pelepasan LH dan FSH. Ovulasi terjadi 12-18 jam setelah akhir estrus. Selama estrus sel-sel granulosa melepaskan inhibin, suatu hormon yang mencegah pelepasan FSH dari pituitary.

3. Metestrus

Metestrus tejadi selama 3-5 hari dan ini adalah waktu perkembangan luteal. Lonjakan LH dan FSH selama fase estrus menghasilkan ruptur folikel (ovulasi) sekitar 30 jam setelah mulai “standing estrus,” atau 10-14 jam setelah akhir estrus.Corpus hemorhagicum (CH), yang dikenal dengan 'bloody body' yang terbentuk dari folikel setelah ovulasi, selanjutnya membentuk corpus luteum (yellow body). Selama metestrus, corpus luteum belum matang tetapi tetap tumbuh sehingga progesteron meningkat. Hormon ini bertanggungjawab menyiapkan uterus untuk kebuntingan dan menghambat aktivitas siklus estrus. Ketika corpus luteum belum matang, tidak ada reseptor untuk prostaglandin, sehingga membuat luteolisis dengan prostaglandin adalah tidak mungkin.

4. Diestrus
Diestrus terjadi 5-17 siklus dan waktu ketika CL menjadi matang dan menghasilkan hormon progesteron. Progesteron dihasilkan oleh sel luteal besar dan kecil. Sel luteal berasal dari sel-sel granulosa dan sel theca. Selama diestrus terdapat 2 atau 3 gelombang pertumbuhan folikel, tergantung individual sapi (Gambar 5). Folikel-folikel tumbuh menjadi statis sekitar 2 hari dan kemudian menjadi mengecil (menjadi atresi ). Pada sapi dengan 2 gelombang pertumbuhan folikel, gelombang pertama dimulai pada hari ke-2, gelombang 2 mulai hari ke-11 dan akan ovulasi pada gelombang ke-2. Pada sapi dengan 3 gelombang pertumbuhan folikel, gelombang pertama dimulai pada hari ke-2,menjadi statis pada hari ke-8-12 dan atresi pada hari ke-12-16, gelombang ke-2 mulai hari ke-9 dan berakhir pada hari ke-17; dan gelombang 3 dimulai pada hari ke-16 dan seringkali diikuti dengan ovulasi. Gelombang pertumbuhan folikel perlu diketahui dalam hubungannya dengan sinkronisasi siklus estrus. Pada akhir diestrus, jika tidak ada signal kebuntingan diterima oleh CL maka kaskade luteolitik dimulai.

REGULASI PANJANG SIKLUS ESTRUS

Jika signal kebuntingan [interferon tau (IFN- tau), juga disebut trophoblastic protein-1 (bTP-1) tidak diterima oleh CL, maka prostaglandin akan disintesis oleh uterus dan ditransferkan pada CL ipsilateral melalui mekanisme lokal utero-ovarian countercurrent. Prostaglandin kemudian berikatan dengan sel luteal yang besar dan menyebabkan sel luteal regresi melalui aksi langsung atau kostriksi vaskuler. Prostaglandin juga menyebabkan pelepasan oksitosin dari sel-sel luteal besar, yang menyebabkan uterus melepaskan lebih banyak lagi prostaglandin. Hal ini memberikan mekanisme 'fail-safe' untuk menjamin luteal regresi dan estrus kembali terjadi pada sapi yang tidak bunting. Estrogen dari folikel dominan penting untuk menginduksi sintesis prostaglandin dan reseptor oksitosin uterus.

REGULASI GELOMBANG FOLIKEL

Setelah ovulasi, konsentrasi FSH meningkat. Peningkatan ini menyebabkan rekruimen kelompok folikel pada awal masing-masing gelombang. Setelah kelompok folikel direkruit, konsentrasi FSH menurun. Awal sekitar seleksi, pertumbuhan dan perkembangan berlanjut dengan seleksi yang diregulasi oleh hormon LH. Hormon LH juga meregulasi pertumbuhan folikel dominan. Ketika terdapat folikel dominan, konsentrasi FSH tetap rendah, yang menghambat gelombang pertumbuhan folikel baru. Setelah folikel dominan mengalami atresi atau ovulasi, terjadi peningkatan sekresi FSH dan gelombang pertumbuhan folikel baru dimulai. 

cerita hari ini

cerita sekarang tgl 31 desember 2011
akhir tahun 2011 :)

gw sekarang nulis lg di tempat kerja gw lg pngen nulis krna kmaren" gw sibuk belajar buat seminar proposal
tepatna kmaren jum'at tgl 30 desember 2011 gw udah seminar
gw ga nyangka dosen pembimbing gw baek bgt semua yang gw perluin udah dya siapin sgalanya
gw bersyukur punya dosen kyak gitu ditambah gw malah dikasih uang jajan sma beliau. .  :)

dan skarang pikiran gw sedikit tenang tinggal gw seminar hasil sidang bru gw bsa sarjana. .  :)
mudah"an cita cita gw bisa ksampean amien . .  :)

Kamis, 22 Desember 2011

Windows 8 Themes For Windows XP

Teka-teki mengenai Sistem Operasi terbaru dari Microsoft terjawab sudah. Pada peluncurannya tahun 2011 ini, microsoft secara resmi mengeluarkan sistem operasi yang di beri nama Windows 8. Windows 8 banyak mengusung tema dari Tablet PC. Hal ini di ketahui dari penggunaan “METRO UI” yang sebelumnya di usung oleh Windows Phone 7. Banyak pengamat menilai, bahwa konsep ini sebenarnya di peruntukkan bagi pengguna Tablet PC dan SmartPhones karena Windows 8 juga mengguna “LOCK SCREEN”.
Windows 8 Themes For Windows XP Image
Untuk sekarang, sistem operasi ini sudah bisa digunakan. Tetapi bukan dalam versi BETA, melainkan versi Developer Preview. Jika anda komputer anda mempunyai spesifikasi untuk Windows 7, Windows 8 pun membutuhkan spesifikasi yang sama. Paling tidak membutuhkan RAM minimalnya 2 GB agar bisa berjalan mulus.
Windows 8 Themes For Windows XP Image
Dalam Artikel sebelumnya penulis pernah membahas menggunakan Windows 8 di Windows 7, sekarang kita akan mencoba menggunakan Theme nya di Windows XP.
  1. Sebelumnya Download terlebih dahulu Temanya yang sudah kami Upload di situs lokal. Download di http://www.indowebster.com/windows_8_skin_pack_2_0_for_xp.html.
  2. Buka File RAR nya, dan klik dua kali pada file EXE nya. Jangan takut akan virus, karena file ini 99% tidak akan merusak sistem anda.Windows 8 Themes For Windows XP Image
  3. Selanjutnya aplikasi akan mendeteksi sistem yang kita gunakan, biarkan beberapa menit hingga keluar jendela pengaturannya. Klik NEXT untuk memulai Instalasi.Windows 8 Themes For Windows XP Image
  4. Berikan tanda centang pada ketiga pilihan yang tertera di box. Hal ini bertujuan agar semua file.dll di XP sebelumnya di gantikan. Di lanjutkan dengan meng-klik Install.Windows 8 Themes For Windows XP Image
  5. Tunggulah beberapa saat karena sistem sedang mempersiapkan temanya, setelah selesai penulis sarankan untuk me-restart Windows XP anda agar tampilan Windows 8 bisa berjalan sempuna.
  6. Selanjutnya tampilan Dekstop anda kira-kira akan seperti gambar di bawah ini.Windows 8 Themes For Windows XP Image
Tampilannya memang kurang eksotik ketimbang pemakaiannya di windows 7. Hal ini di sebabkan pada windows 7 sudah memakai Aero Patch. Sedangkan XP hanya memberikan tema default.
Kekurangan lainnya adalah di Metro UI. Pada artikel berikutnya kita bahas mengenai Metro UI di Windows XP. Jadi, tetap setia mengunjungi Fastncheap Blog.


Rabu, 21 Desember 2011

apa yang dipelajari yi selama di rahim

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Banyak penelitian sudah membuktikan bahwa bayi sudah mulai bisa belajar semenjak dalam rahim ibu. Lantas apa saja yang bisa dipelajari bayi sebelum lahir?

Studi prenatal (sebelum kelahiran) menunjukkan bahwa pembelajaran telah dimulai bahkan sebelum bayi dilahirkan ke dunia. Sebelum lahir, janin yang ada di rahim ibu sudah bisa belajar mengenal suara, rasa dan getaran di dalam rahim yang kemudian akan dibawanya sebagai kenangan setelah lahir. Janin juga sudah bisa mengenal emosi yang berasal di ibunya.

Psikolog William Fifer dari Columbia University menemukan bahwa bayi memasuki dunia dengan preferensi khusus setidaknya dengan dua suara, yaitu detak jantung ibu dan suaranya sendiri. Inilah yang menyebabkan bayi lebih suka mendengar suara ibunya sendiri ketimbang suara wanita lain.

Studi lain juga menemukan bahwa bayi yang baru lahir akan mengenali irama dari kata-kata atau nyanyian yang disenandungkan berulang kali oleh ibunya selama bulan-bulan kehamilan. Karena itu, banyak dokter kandungan yang merekomendasikan agar ibu sering menyanyikan lagu favoritnya pada bulan-bulan kehamilan. Ibu harus terus menyanyikan lagu yang sama setelah lahir agar bayi benar-benar merasa berasa di tempat yang sudah akrab dengannya.

"Bayi juga ingat rasa makanan yang tersedia di rahim ibu. Jika ibu makan bawang putih, maka rasa itu juga akan ada dalam cairan ketuban dalam rahim. Berbagai rasa dari makanan yang dimakan ibu juga akan diintegrasikan ke dalam air susu ibu (ASI). Pengenalan awal rasa dapat membentuk dasar dari beberapa piliahn makanan ketika anak tumbuh nanti," jelas Julie Mennella dari Monnel Chemical Senses Center, Philadelphia, seperti dilansirmindpub, Selasa (13/12/2011).

Pengenalan rasa sejak janin dalam kandungan juga akan menentukan makanan apa yang akan disukai dan tidak disukai bayi. Itulah sebabnya, saat hamil sebaiknya ibu makan makanan yang sehat dan memperbanyak sayuran dan buah, sehingga kelak sang anak tidak menolak saat diminta makan sayur.

Hal lain yang dipelajari janin adalah getaran. Pada kehamilan 26 minggu, janin akan bergerak ketika getaran diberikan pada perut ibu. Tapi setelah getaran diberikan secara berulang, janin tidak akan bergerak lagi. Namun jika tipe getaran baru yang diberikan, janin akan kembali bergerak untuk meresponsnya. Ini menunjukkan bahwa janin dalam rahim dengan pengalaman.

Sebagian besar perilaku bayi yang baru lahir dapat ditelusuri ke perilaku yang hadir selama masa kehamilan. Sebagai contoh, beberapa janin suka mengisap jempol dan mereka akan terus melakukannya setelah lahir.

Selain itu, bayi juga belajar secara emosional dalam menanggapi lingkungan sebelum lahir. Bayi memasuki dunia ini dengan kecenderungan emosional tertentu. Kecenderungan-kecenderungan emosional tidak sepenuhnya berasal dari gen yang diwariskan, karena lingkungan juga berperan dalam membentuk kecenderungan emosional anak.

Keadaan emosional pikiran dan kesehatan fisik ibu selama kehamilan merupakan lingkungan ibu untuk bayi. Itulah sebabnya mengapa stres yang berlebihan atau depresi yang dialami oleh ibu hamil dapat mempengaruhi bayi dalam rahim. Bayi mungkin akan memasuki dunia ini dengan emosional yang sama dengan keadaan ibu saat hamil.

Temuan tentang kemampuan belajar dan memori bayi selama periode kehamilan dan pengaruh lingkungan ibu pada bayi yang belum lahir, membawa tanggung jawab yang lebih besar untuk keluarga.

Seorang ibu harus melakukan yang terbaik untuk meminimalkan tingkat stres dan tetap dalam suasana hati yang bahagia dan positif selama kehamilan. Seorang ayah harus melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan emosional yang maksimal kepada ibu hamil untuk membantu memberikan kemampuan yang luar biasa bayi ketika lahir ke dunia
(mer/ir) 

Selasa, 20 Desember 2011

cerita hari ini

hari ini tanggal 20/12/2011 5:49
kyak biasanya gw nulis sekarang ini lg ditempat kerja
gw nulis apa yang udah gw alamin seharian td sampe tulisan ini gw tulis
td pagi kegiatan cuma nganterin tmen kekampus bolak-balik cuma buat temen . . .  :)

byasa juga gw slalu ga lupa smsan ama cwek gw yg lg jauh dsana
gw kangen bgt sma dya setiap sms ato telp dya gw slalu liat fto dya di hape gw :(
kpan gw bisa cepet kesana lg tp kuliah gw blum selesai. .
pngen cpet selesai tp kyak ada yang nahan gw ntuk ngerjain semua kerjaan gw aneh tp emang itu kenyataan
mungkin ga cuma gw aja yg ngerasain kyak bgitu kali yah positive thinking :)

lanjut ke crita gw sehari ini seabis gw nganterin tmen sekitar jam 1-2an gitu gw nnton film yang udah gw save di laptop gw lumayan lah sampe ketiduran sambil smsan ama cwek gw. .  :)
kadang dya suka marah klo gw tinggal tidur. . . tp dya selalu ninggalin gw klo dya juga tidur. .
gw bangun sekitar jam stengah 3 gw langsung mandi siap-siap buat brgkt kerja :)
sampe gw di tempat kerja gw buka laptop lg gw  pasang modem lg. . lg gw konek
hahahahahahah. . . .  . . ..  . . . lumayan gw browsing aplikasi buat nmabahin macem"  buat ngerefreshing tampilan laptop gw
hasilnya cukup lumayan lah gw seneng bisa buat tampilan yang fresh buat laptop. .
trus gw amape sekarang masih browsing sampe tulisan ni gw terbitin
hahahahaha. . . . . .

oia ada yang ketinggalan kmaren tuh tgl 19 yang artinya tgl adalah tgl gw jadian sma cwek gw. .
tgl itu udah jd tanggal yg kita tunggu" hahahaha. . . .
walopun hari jadinya 19 mei 2011 :)

lagi. . . lagi gw tulis ucapan buat dya

AKU SAYANG KAMU SELALU NINA MEILANI

Minggu, 18 Desember 2011

cerita hari ini

hari ini tgl 18/12/2011 gw bngun kesiangan
byasa lah setiap abis bangun yang gw liat hape ga kyak si SAYKOJI bangun pagi" malah langsung buka FACEBOOK hahaha. . . 
hape gw nokia tipe 5130c express music bnyak bgt yg miscal ama sms, pas gw liat ternyata isinya semua cwek gw. . .
gw panik langsung gw telpon dya, pertma kali, dua kali ampe ketiga kali nya tuh telpon gw direject mulu :(
tp krna kebiasaan gw sebelum diangkat gw ga bakal nyerah yah gw telpon trus sampe telpon gw diangkat 
trus akhirnya diangkat juga :) :D. . .  gman kali yah emg dya juga sayang kali ama gw mkanya tu telpon diangkat :)
ya udah tuh gw rayu aja hehehe. . . byasa cwek kan paling demen bgt ama yg dirayu wlopun mereka blg dengan tegas klo mereka ga sua dirayu. . 
padahal mah dari hati pengen bgt dirayu :)
gw bcandain, gw rayu terus akhirnya gw di maapin gw udah jelasin knapa gw bsa kesiangan bangun nya akhirnya dya ngerti juga. .  :)
senangnya punya pacar pngertian kyak dya :)

sampe dzuhur tuh gw telponan nya. .  trus gw mkan siang krna tlponan nya kan udahan 
gw sambung smsan.. 
knapa gw sering bgt hub dya soalnya kita pcaran jarak jauh cwek gw tinggal di clgn nah gw sendiri tinggal di aceh cukup jauh kan. . 
mkanya ktemu nya jarang . .  :(

trus gw ketiduran sampe bangun lg jam 4 padahal gw mesti kerja jam 3sore. . 
telat lg hahahaha. . . . mantep kan gw :p
ya udah gw mandi trus langsng gw brgkat kerja. . . 
udah smape sekrang gw nulis artikel ini buat share crita hari ini yg gw alamin. . . 
alhmdulilah allah ngasih gw cwek yang cantiq, baik, pngertian, nurut wlopun sdikit cuek klo gw ngmong tp yg penting gw sayang dya. .  :)

LOVE U NINA MEILANI   :)




kuliah farmasi

CARA MENGERJAKAN RESEP


1.      Kelengkapan resep.
  1. Periksa kelengkapan resep
1.      Nama dokter
2.      Alamat dan nomor telepon dokter, dan nomor izin praktek dokter (SIP)
3.      Nama obat yang jelas
4.      Banyaknya obat yang tertulis.
5.      Aturan pakai (signatura) yang jelas.
6.      Nama pasien
7.      Paraf dokter

  1. Urutan pengerjaan.
Resep-resep antidotum, Cito, PIM, Urgent, Statim dan sebagainya harus dikerjakan terlebih dahulu.

  1. Narkotika.
Resep yang mengandung narkoba harus diperhatikan:
1.      Tidak boleh ada iter (ulangan).
2.      Nama pasien harus jelas, tidak boleh m.i (untuk dipakai sendiri).
3.      Alamat pasien harus jelas.
4.      Aturan pakai harus jelas, tidakboleh s.u.c/s.u.n. (aturan pakai sudah tahu).

2.      Formula Standar
Formula standar atau formulae officinalis adalah resep-resep yang tertulis dalam buku-buku resmi.

3.      Obat Tak Tercampurkan.
Akan menyebabkan :
·         Khasiat obat berubah.
·         Terbentuk zat lain yang lebih beracun
·         Tidak tersatukan secara farmakologi.
4.      Dosis Maksimum
a.       Dosis maksimum yang terdapat dalam farmakope berlaku untuk orang dewasa.
  1. Bila pada resep umur si pasien tidak nyata atau belum dewasa maka ditanyakan umurnya.
  2. Bila ada zat yang bekerja searah dalam resep, harus dihitung dosis maksimum berganda.
  3. Dosis maksimum yang mengikat adalah yang terdapat pada Farmakope Indonesia, bila tidak ada dapat dilihat pada Farmakope lain.

5.      Peracikan.
Setelah hal-hal di atas diperhatikan barulah difikirkan cara pembuatan sekaligus dengan pelaksanaannya. Pada waktu mengerjakan pembuatan resep, agar diperhatikan:
  1. Cara pembuatan yang sepraktis-praktisnya.
  2. Mengambil zat dengan teliti (baca etiket pada botol waktu mengambil dan mengembalikan zat ke tempatnya).
  3. Jangan sampai ada bahan obat lupa menimbang dan mencampurnya.

6.      Pengemasan/Pewadahan
Setelah obat diracik, masukkan obat tersebut ke wadah yang sesuai dan bersih. Harus diperhatikan sifat-sifat zat yang ada dalam obat itu dan wadahnya disesuaikan dengan sifat-sifat zat itu.
Botol tempat obat cair harus diberi kap (tutup).

7.      Etiket
a.       Untuk obat luar, digunakan etiket bewarna biru.
  1. Untuk obat dalam , etiket warna putih.
  2. Pada etiket dituliskan:
1.      Sebelah atas : nama apotik, alamat apotik dan nama apoteker
2.      Sebelah kanan atas: tempat dan tanggal pembuatan resep.
3.      Sebelah kiri atas: nomor resep.
4.      Di tengah: nama pasien dan cara pemakaian.
5.      Pada etiket biru: pada bagian bawah sekali ditulis Obat Luar.
6.      Di bawah etiket, kalau perlu ditambahkan label: kocok dulu dan atau tidak boleh diulang tanpa resep dokter.
7.      Pada bagian kanan bawah dicantumkan paraf dari si pembuat obat.

8.      Pengecekan
Setelah semua lengkap, periksa sekali lagi barulah obat itu dapat diberikan kepada pasien.

9.      Ketentuan
Beberapa ketentuan yang biasa dijumpai dalam resep:
  1. Pada clysma (obat pompa) jika tidak disebut lain, artinya obat itu untuk sekali pakai, untuk menghitung takaran maksimumnya.
  2. Obat yang melebihi takaran maksimum, misalnya >100% diberi tanda seru. Bila > 200%, diminta paraf dokter.
  3. Kalau pada resep ditulis :
·         Amylum: berarti yang diambil amylum oryzae.
·         Cera: tanyakan yang alba atau flava.
·         Extractum Chinae: Extractum Chinae Siccum.
·         Ferrum: Ferrum pulveratum untuk preparat, ferrum reductum untuk obat dalam.
·         Hydrargyri oxydi: rubrum untuk salap, flavum untuk salap mata.
·         Hydrogenii Peroxydi: tanyakan persennya.
·         Paraffinum: Paraffinum Liquidum.
·         Sirupus: tanyakan sirupus apa?!
·         Sulfur: tanyakan sublimatum, depuratum atau praecipitatum.
·         Vaselin: vaselin album.



Contoh Resep Pulveres dan Penyelesaiannya.

R/Extr.Bellad          10mg
    Atropin sulfas   0,5mg
    Elaeosach. lact, anisi
q.s.
m.f.pulv. dtd. No. XII
Stddd. I
Pro : Farma (12) tahun
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
K
20-80 mg
Parasimpatolitik
Cairan kental
K
1-3 mg
Parasimpatolitik
Serbuk putih
B
-
Zat tambahan


















KR
FO: Elaoeosacch lact. Anisi terdiri dari :
    Sacch lact                          2
Ol. anisi                       1 tts.

OTT:-
Perhitungan Dosis:
Extrac. Bellad.
Dosis maksimum untuk anak 12 Th:
1 x pakai : 12/20 x 20 mg = 12 mg
1 hari       : 12/20 x 80 mg = 48 mg
Dosis pemakaian
1 x pakai: 10/12 x 100%=83,33%
Sehari     : 3 x 10/48x100%=62,5%

Atropin sulfas
Dosis maksimum untuk anak 12 th:
1 x pakai : 12/20x 1 mg = 0,6 mg
Sehari      :12/20 x 3 mg = 1,8 mg
Dosisi pemakaian
1 x pakai : 0,5/0,6 x 100% = 83,33%
Sehari      : 3 x 0,5/1,9 x 100% = 83,33%
Doses Berganda:
1 x pakai : 83,33% +83,33% = 166,66%
Sehari      : 83,33%+62,5% =145,83%
Ternyata melebihi dosis maksimum, maka harus dilaporkan dulu sebelum dikerjakan.

Penimbangan Bahan :
1.      Extr. Bellad = 12 x 10 mg = 120 mg
2.      Atropin sulfas = 12 x 0,5 mg = 6 mg
Pengenceran 1 = 10
Timbangan Atropin sulfas 50 mg
Sacch lactis  +  carmin    450 mg. +
                                         500 mg
Dari pengenceran ditimbang
6/50 x 500 mg = 60 mg (mengandung 6 mg Atropin Sulfas dan 54 mg Sacch lactis)
3.      Elaeosacch lact. anisi = (12x500 mg) – (120 mg + 6 mg) = 600 mg –126 mg = 5874 mg. Karena Sacch. lact diperlukan untuk penggerusan dan pengeringan Extr. Bellad, maka Elaeosach lact. anisi sebanyak 5874 mg, dipecah menjadi :
a.       4 gram Sacch lactis dan 2 tetes ol. anisi
b.      Elaeosacch lact anisi 1874 mg
4.      Sacch. lactis 4000 mg dikurangkan dengan Sacch lact. yang terpakai untuk pengenceran Atropin sulfas sebanyal 54 mg.
Jadi Sacch. lact. yang ditimbang = 4000 mg – 54 mg = 3946 mg (Ini digunakan untuk mengeringkan Extr. Bellad).

Pembuatan:
1.      Buat pengenceran Atropin sulfas, ambil 60 mg (M1)
2.      Extr Belad dimasukan ke dalam lumpang panas, tetesi dengan beberapa tetes etanol 70%, gerus, tambahkan Sacch. lactis, gerus sampai kering. (M2)
3.      Buat Elaeosacch. lact. anisi 1874 mg dengan cara:
Sacch lactis 2000 mg + Ol. anisi 1 tetes, gerus sampai homogen, timbang 1874 mg (M3).
4.      M1 dimasukan ke dalam lumpang, + M2 gerus homogen, + kan M3, gerus sampai homogen.
5.      Bagi serbuk menjadi 12 bungkus dengan ditimbang satu persatu, bungkus dengan kertas perkamen.
6.      Masukan ke dalam pot yang tertutup rapat, beri etiket putih.
7.      Pada etiket putih ditulis


Apotek Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :

No:                                    Tgl:


Farma
Sehari tiga kali satu bungkus
      Tidak boleh diulang tanpa resep dokter


Contoh Resep Kapsul dan Penyelesaiannya:
R/
Theophyllin         1,5
Extract. Bellad     0,1
CTM            tab XV
m.f. pulv. No.XV
da in cap
s.t.dd cap,prn

pro: Tn. Ali
Gol.
DM
Khasiat
Pemerian
T
0,5-1
Bronchodilator
Serbuk hablur, putih
K
20-80mg
Parasimpatolitik
Kental, coklat tua
K
-40 mg
Antihistamin
Serbuk hablur putih,

















KR: -

FO: CTM tab (Fornas)
Chlorpheniramini maleat 4 mg

OTT: -

Perhitungan Dosis :
1.      Theophyllin
DM Dewasa 0,5/1 g
Dosis pemakaian
1 cap = 1,5/15 =0,1 =100mg
1xpakai = 1 cap = 100 mg
Sehari = 3 x 100 mg = 300 mg
1xpakai=100/500x100%=20%
Sehari =300/1500x100%=20%
Tidak melebihi dosis maksimum
2.      Extract Bellad
DM Dewasa 20/80 mg
Dosi pemakaian
1 cap = 100/15 =6,67 mg
Dosis 1xp = 6,67 mg
Sehari = 3 x 6.67 mg = 19.9 mg
Persen dosis 1xp =6,67/20x100%=33%
Sehari =19,9/80x100%=24,98%
Tidak melebihi dosis maksimum
3.   CTM
DM Dewasa -/40 mg
Dosis pemakaian
sehari= 3 cap =3x4 mg =12 mg
Persen dosis sehari =12/40x100%=30%
Tidak melebihi dosis maksimum
Penimbangan Bahan :
1. Theophyllinum                    = 1,5 g
2. Extractum Belladonae          = 100 mg
3. Chlorpheniramini maleas 15x4 = 60mg
4. Saccharum lactis =
Untuk mengeringkan Extr. Bellad dan mencukupkan untuk 1 kap.
Misalnya 1 cap dapat menampung 400 mg bahan obat (sesuaikan dengan ukuran kapsul).
Jumlah bahan 15x400mg = 6000 mg
SL=6000 mg– (1500mg + 100mg + 60mg) = 4340 mg.

Cara Kerja:
1.      Timbang bahan sesuai dengan yang diperlukan. Extract Bellad ditimbang diatas perkamen yang diolesi paraffin.
2.      Masukan Extract Bellad ke dalam lumpang, tetesi dengan etanol 70% gerus tambahan SL secukupnya dan di gerus hingga kering dan homogen.
3.      Tambahkan CTM gerus homogen.
4.      Tambahkan Theophyllin, gerus homogen dan tambahkan sisa SL, gerus homogen.
5.      Bagi menjadi 15 bagian di atas kertas perkamen.
Caranya:
Timbang berat satu kapsul 400 mg sisa dibagi 2 secara visual kemudian masing-masing bagian bagi 7, masukan kedalam kapsul masing-masing bagian.
Note : Bila ada alat pengisi kapsul dapat diisikan mengunakan alat ini.
Ingat alat-alat harus benar-benar kering.
6.      Masukan ke dalam wadah kapsul dan beri etiket putih.




Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :

No.                                   Tgl.



Tn Ali
Sehari tiga kali satu kapsul bila perlu
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter.


Contoh Resep Salep dan Penyelesaiannya

R/ Ungt. Olei Iecoris Aselli Comp. 5
Adde
Anaethesine                   0.05
Tinct Capsisi                 0.2
m.f. ungt
s. untuk luka bakar
Pro : Deddy
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
B

Luka bakar
Sed ½ padat






Anaestesi lokal
Serbuk putih
B

Iritasi
Cairan warna merah









KR :

FO : Unguentum Olei Iecoris Aselli
Compositum (F.M.S Hal 107)
R/ Sol. Calc. Hydrox             9
Zinci oxydi                    36
Bolus alba                      18
Ol Iecoris Aselli             21
Adeps lanae                   22.5
OTT : Tict Capsici adalah tinctur cabe,
           tidak cocok untuk luka bakar

Usul : Tict. Cabe dikeluarkan

Perhitungan Dosis : -
Penimbangan bahan :
1.      Sol Calc. Hydroxyd
5/106.5 x 9 = 0.422 g = 422 mg
2.      Zinci Oxyd
5/106.5 x 36 = 1.690 mg
3.      Bolus Alba
5/106.5 x 18 = 0.845 g = 845 mg
4.      Oleum Iecoris Aselli
5/106.5 x 21 g = 0.985 g = 985 mg
5.      Adeps Lanae
5/106.5 x 22.5 g = 1.056 g = 1056 mg
6.      Anaesthesine = 0.05 g = 50 mg

Cara Kerja :
1.      Bersihkan lumpang
2.      Timbang bahan, khusus untuk ZnO diayak dengan ayakan nomor 100 sebelum ditimbang
3.      Ol iecoris aselli ditimbang di atas kaca arloji
4.      Anaesthesine digerus dengan spiritus fort sampai halus di dalam lumpang
5.      Tambahkan ZnO ke dalam lumpang di gerus, kemudian tambahkan bolus alba, gerus homogen, tambahkan oleum iecoris aselli, gerus homogen dan terakhir tambahkan adeps lanae dan gerus homogen
6.      Masukan ke dalam pot salep
7.      Beri etiket biru

Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No.Banda Aceh
APA :

No. :                                               Tgl.
Deddy
Untuk Luka Bakar
Obat Luar



Contoh Resep Krim dan Penyelesaiannya

R/ Chloramphecort H Krim Tube I
m.f. krim l.a.
s.t.-q.d.d. applic. Part. dol.

Pro : Neny
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
K
-
Antibiotik
Sed ½ padat













KR : Tgl. Daluwarsa
         Q = quattuor atau quinque
FO : Chloramphecort H Krim
(ISO 29 hal 385). Untuk tiap gram krim mengandung :
Kloramfenikol base 20 mg
Prednisolon 2.5 mg



Gol


K
K



Khasiat

Antobiotika
Adrenoglu
Kokortikoid



Pemerian

Serbuk hablur
Serbuk hablur putih
Tube 10 gram
Basis Krim (Van Duin Hal 131).
Asam stearat 25 gram

Adeps lanae 5 gram



B

B
 

Zat tambahan

Zat tambahan

 

Zat padat keras putih

Zat serupa lemak, kuning muda
Trietanolamin 1.5 gram

Gliserin 7 gram

Aqua ad 100 gram
B

B

B
Zat tambahan

Zat tambahan

Pelarut
Cairan kental, tidak berwarna
Cairan seperti sirup
 Cairan jernih
OTT : -
Perhitungan Dosis :
Penimbangan Bahan :
1.      Kloramfenikol base 10x20 mg = 200mg
2.      Prednisolon 10 x 2.5 mg = 25 mg
Pengenceran :
Timbang prednisolon 50 mg
Tambahkan basis krim 450 mg
Diambil = 25/50 x 500 mg = 250 mg
3.      Basis krim
Basis krim diperlukan =10–0.225g= 9.775g
Dilebihkan 20% = 20/100x 9.775 = 1.955 g
Ditimbang = 9.775+1.955 g = 11.730 g


a.       Asam stearat = 11.730/100x25 = 2.931
b.      Adeps lanae = 11.730/100 x 5 = 0,586
c.       TEA = 11.730/100 x 1.5 = 0.175
d.      Gliserin = 11.730/100 x 7 = 0.82
e.       Aqua ad 11.730 g = 11.730 – (2.931+ 0.586 +0.175+0.82) = 7.218

Cara Kerja :
1.      Bersihkan lumpang dan stamper
2.      Timbang bahan
3.      Asam stearat + adeps lanae lebur di atas water bath sambil diaduk (Massa 1)

4.      Trietanolamin dilarutkan dalam air panas (Massa 2)
5.      Massa 2 selagi panas ditambahkan ke dalam Massa 1, aduk hingga homogen, tambahkan gliserin aduk pelan-pelan hingga homogen
6.      Timbang massa krim sebanyak 450 mg untuk pengenceran dan sebanyak 9.325 g untuk basis krim
7.      pada lumpang yang lain gerus kloramfenikol base dengan hasil pengenceran prednisolon
8.      Tambahkan basis krim secara bertahap sambil digerus homogen
9.      Masukkan ke dalam tube dan diberi etiket biru

Note : salep ini dibuat secara aseptis

Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :

No. :                                               Tgl.

Neny
Sehari tiga hingga empat kali dioleskan
pada tempat yang sakit
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

Contoh Resep Pil dan Penyelesainnya

R/ Pilulae Sulf, Chinin. Fusc.
s.t.d.d. pI pc.
da XXX
Pro : Marni
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
B
0,5-3
Anti Malaria














KR : Umur pasien  : 10 tahun
FO : Pilulae Sulfatis Chinine Fuscae
(FB hal 426)
R/ Sulfas kina                 50
Serbuk drop              37.5
Serbuk gula               37.5
Aquadest qs
m.f.pil No M
OTT : -

Gol


B
B
B
B

Khasiat

Antimalaria
Zat pengikat
Zat pengikat
Zat pembasah


Pemerian


Hablur putih, pahit
Serbuk Coklat
Serbuk putih,manis
Cairan bening
Perhitungan Dosis
Sulfas kina
Dosis maksimum (0.5 – 3 gram)
Untuk 10 tahun = 10/20 x (0.5 – 3) g = (0.25 – 1.5) gram
Dosis pemakaian:
1 x pakai = 1500 mg/30 = 50 mg
               = 50/250 x 100% = 20%
1 hari = 3 x 50 mg = 150 mg
          = 150/1500 x 100% = 10%

Penimbangan Bahan

  1. Sulfat kina 30/1000 x 50 g = 1,5 g
  2. Serbuk drop 30/1000x37.5 = 1.125 g
  3. Serbuk gula 30/1000x37.5 = 1.125 g
  4. Aq. Gliserinata qs

 

Cara Kerja

1.      Bersihkan alat dan timbang bahan
2.      Masukan chinin sulfas ke dalam lumpang, gerus dan tambahkan serbuk gula dan gerus hingga homogen
3.      Tambahkan serbuk drop dan digerus
4.      Tambahkan aqua gliserinata sedikit demi sedikit sambil ditekan hingga terbentuk massa pil
5.      Papan pil dan pemotongnya ditaburi talcum

6.      Gulung massa pil hingga merata. Lalu potong dengan pemotong pil
7.      Bulatkan pada pembulat pil, masukkan ke dalam wadah/pot melalui lubang yang ada pada papan pil
8.      Beri etiket putih

Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 anda Aceh
APA :

No. :                                               Tgl.
Neny
Sehari tiga kali satu pil
sesudah makan

Contoh Resep Larutan dan Penyelesaiannya

R/ Sol Charcot s.f.
m.f. pot da ¼
s.b.d.d. CI
Pro : Tn. Ahmad
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
B

Sedativum
Cairan jernih













KR : -
FO :
Sol Charcot (FMS hal 33)
R/ Natr. Bromid                  4

Kal. Bromid                  4

Amm. Bromid               2

Aq. Menth. Pip           50
Aq. Dest.             ad 300 ml


Gol
B

B

B

B
B


Kelarutan
Larut dalam 1,6 bagian air
Larut dalam 1,5 bagian air
Larut dalam 1,3 bagian air


Khasiat

Sedativum

Sedativum

Sedativum

Zat tambahan
Zat tambahan
OTT : -
Usul : -
Perhitungan Dosis:
1.      NaBr DM (2 – 6 g)
Dosis
1 x pakai = 15/75 x 1 g = 0.2 g
                   0.2/2 x 100% = 10%
1 hari = 0.2 x 2 = 0.4 g
          = 0.4/6 x 100% = 6.6%
Tidak melewati DM

2.      KBr DM (2 – 6 g)
Dosis
1 x pakai = 15/75 x 1 g = 0.2 g
               = 0.2/2 x 100% = 10%
1 hari = 2 x 0.2 g = 0.4 g
              0.4/6 x 100% = 6.6%
Tidak melewati DM
Penimbangan Bahan :
1.      NaBr = ¼ x 4 = 1 g
2.      KBr = ¼ x 4 = 1 g
3.      NH4Br = ¼ x 2 = 0.5 g
4.      Aq. M.P. = ¼ x 50 = 12.5 g
5.      Aq. Dest. = ad ¼ x 300 = ad 75 ml

Cara kerja :
1.      Timbang bahan
2.      Kalibrasi botol 75 cc
3.      Larutkan NaBr dengan air dalam erlenmeyer
4.      Larutkan KBr dengan air dalam erlenmeyer
5.      Larutkan NH4Br dengan air dalam erlenmeyer
6.      Campurkan massa 3, 4 dan 5
7.      Saring larutan dengan kapas ke dalam botol yang telah dikalibrasi
8.      Tambahkan Aq. M. Pip.
3.      NH4Br   DM (1-3)
Dosis :
1 x pakai = 15/75 x 0.5 g = 0.1 g
               = 0.1/1 x 100% = 10%
1 hari = 2 x 0.1 g = 0.2 g
          = 0.2/3 x 100% = 6.6%
Tidak melewati DM

Dosis Berganda
1 x pakai = 10% + 10% + 10% = 30%
1 hari = 6.6% + 6.6% + 6.6% = 19.8%
Tidak melewati DM
9.      Tambahkan aquadest hingga 75 ml
10.  Tutup botol dengan gabus, beri kap.
11.  Beri etiket putih










Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :

No. :                                               Tgl.

Tn. Ahmad
Sehari dua kali satu sendok makan


Contoh Resep Infusa dan Penyelesaiannya

R/  Inf. Orthosiphonis Fol 100
Adde
Natrii sub carbonas 0.5

Sir. Simplex 10
m.f. pot
s.t.d.d.CI
Pro. Tn. Ahmad
Gol
DM
Kelarutan
Khasiat
B


Diuretikum




B

11 bag air
Alkalinasi urine




B


Pemanis












KR : -
FO : Dalam 100 bagian infus
Orthosiphonis Folium terdapat
0.5 gram serbuk orthosiphonis
folium (FI III)
OTT : -
Perhitungan Dosis : -
Penimbangan Bahan :
1.        Serbuk Orthosiphonis Fol = 0.5/100x100 g = 0.5 g = 500 mg
2.      Air = 100 + air imbuhan = 100 + 2 x 0.5 ml = 101 ml
3.      Natrii sub carbonas = 0.5 g = 500 mg
4.      Sir simplek = 10 g

Cara Kerja :
1.      Buat infus orthosiphonis fol. sbb :
a.       Didihkan air dalam panci infus bagian bawah
 
b.      Setelah mendidih, masukkan air infus dan serbuk orthosiphonis fol ke dalam panci infus bagian atas. Panaskan air yang ada dalam panci infus bagian atas hingga suhu 90oC. Panaskan selama 15 + 10 menit, sambil diaduk beberapa kali.
c.       Serkai selagi panas dengan kain flanel
d.      Cukupkan dengan air panas yang dilewatkan melalui ampas serbuk orthosiphonis fol, kemudian dinginkan
2.      Larutkan Na sub carbonas dengan infus orthosiphonis fol yang sudah jadi dengan cara gerus tuang
3.      Saring dengan kapas dan masukan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi
4.      Masukkan sirupus simplex ke dalam botol kocok, cukupkan sampai 110,5 dan tutup botol, beri kap
5.      Beri etiket putih
 
Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :
 
No. :                                               Tgl.

Tn. Rahmad
Sehari tiga kali satu sendok makan












Contoh Resep Emulsa dan Penyelesaiannya

R/ Camphora              2
    

     Ol olivarum          10

    Sir simplex            20

     PGA                     2.5
     m.f. emulsa 100
     s.b. dd. Cp II

Pro : Nani
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
B

Antiiritasi
Hablur putih tidak berwarna atau putih
B

Laksan
Cairan kuning pucat
B

Corringensaporis
Cairan jernih tidak berwarna
B

Zat tambahan
Serbuk hampir tidak berbau, rasa tawar














KR : -
F.O : Sir simplex (FI. III) larutakan
          65 bagian sakarosa dalam
          larutan metil paraben 0.25%
         b/v, secukupnya hingga
         diperoleh 100 bagian sirop

OTT : -
Usul : -
Penimbangan Bahan :
Camphora = 2
Ol Oliv  = 10
Sir simpl = 20
PGA = 2 + (½ x 10) = 7
Aqua corpus = 1½ x 7 = 10.5
Aq sisa = 100 – (2 + 10 + 20 + 7 + 10.5)
             = 100 – 49.5 = 50.5

Cara Kerja :
1.      Camphor dilarutkan dalam ol olivarum + PGA, gerus homogen
2.      Kemudian ditambahkan aq corpus sekaligus, aduk kuat-kuat sampai terbentuk corpus emulsi
3.      Tambahkan sir simpl, aduk homogen
4.      Tambahkan aqua sisa, aduk homogen
5.      Masukkan ke dalam botol, cukupkan sampai 100 dengan air
6.      Beri etiket putih
 
Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
No. :                                               Tgl.

Nani
Sehari dua kali dua sendok bubur
Kocok dahulu sebelum dipakai




Contoh Resep Suspensi dan Penyelesaiannya

R/Chlorampehnicol 125mg/sendok teh
Na CMC             0.6
Propilenglikol      12
Sirup simplex       18
m.f. patio     60 ml
s.q. dd Cth I
Pro : Lola (8 tahun)
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
K

Antibiotik

B

pensuspensi

B

pembasah

B

pemanis


KR : q = quattuor atau quinque
OTT : chloramphenicol rasanya pahit
Usul : Chloramph diambil
            chloramphenicol palmitat
            berdasarkan BM
Perhitungan Dosis :
DL chloramphenicol palmitat untuk anak
Sehari 25 mg/kg – 50 mg/kg
Penimbangan Bahan :
Chloramphenicol palmitat =
60/5 x 125 mg x 1.74 = 2610 mg
Na CMC = 0.6
Propilen glikol = 12
Sir simplex = 18
Aqua = 60 -(2.610 + 0.6 + 12 + 18) =
             60 – 33.21 = 26.79 ml
Cara Kerja :
1.      Botol dikalibrasi 60 ml
Buat badan Lola 8 th = 20 kg
DL Chloramp palmitat = 20 x (25 mg – 50 mg) = 500 – 1000 mg (sehari)
Dosis pemakaian =
1xpakai = 5/60x2610 mg = 217.5 mg
sehari = 4 x 217.5 mg = 870 mg
Dosis pemakaian masuk range
2.      Na CMC ditaburkan di atas air panas 20 kalinya, dalam cawan penguap, biarkan mengembang, gerus homogen (Massa 1)
3.      Chloramphenicol palmitat digerus + propilen glikol, gerus homogen + Massa 1, gerus homogen + sirup simplex + air, gerus homogen
4.      Masukkan ke dalam botol, adkan sampai 60 ml dengan aqua
5.      Beri etiket putih





 
Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :
 
No. :                                               Tgl.
Lola
Sehari empat kali satu sendok teh
Kocok dahulu sebelum dipakai
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter


Contoh Resep Suppositoria dan Penyelesaiannya

R/ Aminophyllin 0.25
     m.f. Supp dtd No. V
      s. Vesp. Supp I
Pro : Tn. Fatwa
Gol
DM
Khasiat
Pemerian
K
0.5-1.5
bronchodilator
Hablur putih













KR : -
FO :
OTT :

Perhitungan Dosis

Aminophyllin
DM : 0.5/1.5
1 x pakai = 250 mg
% dosis 1 x pakai = (250/500) x 100% = 50%
1 hari pakai = 250 mg
% dosis 1 hari pakai = (250/1500) x 100% = 16.67%

Penimbangan Bahan

Aminophyllin = (5 +1)x250 mg=1500 mg
Basis suppos = (5+1) x 2 – 1,5 = 10.5
Cera flav = (6/100)x10.5=0.63 = 630 mg
Ol Cacao = 10.5–0.63=9.87 = 9870 mg

Cara Kerja :
1.      Lebur cera flav di atas penangas air, setelah lebur ditambahkan ol cacao kira-kira sama banyak sampai ol cacao melebur, angkat, aduk sampai dingin
2.      Aminophyllin digerus dalam lumpang ditambahkan basis yang telah dilebur tadi, aduk pelan-pelan
3.      Tambahkan sisa ol cacao, ditekan pelan-pelan
4.      Gulung dan dibagi jadi 5 supp, bentuk seperti torpedo, timbang masing-masing beratnya 2 gram, masukan kedalam kotak
5.      Beri etiket biru
 
Apotik Medika Darussalam
Jl. Kampus No. 10 Banda Aceh
APA :
 
No. :                                               Tgl.

Tn Fatwa
Malam hari satu suppositoria melalui anus
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter